Sunday, July 30, 2017

LAGI DAN LAGI : STOP LOSS!!



Kalau ada temen trader mengeluh, "Wadduuhh… MC (lagi) deh!". Tanggapan saya cuma satu, pasti gak pake SL (lagi) kan?" Halahh, kenapa gak kapok-kapok ya? Udah tahu kalau trading tanpa Stop Loss (SL) itu selalu berujung pada Margin Call (MC), kok ya masih ngeyel juga. Ampun deh!

Masalah SL ini memang selalu jadi masalah yang lumayan ribet, terutama bagi temen-temen trader yang relatif baru. Memang sih, trading tanpa SL "keliatannya" gak pernah salah posisi. Iya, memang gak pernah salah posisi kok, lah sekalinya kita mengakui salah posisi kan kalo account dah almarhum. Saya gak bosen-bosennya ngingetin untuk temen-temen trader baru, "Ayolah, selalu pasang SL!" Bukannya saya seneng kalo liat posisi mereka pada kesabet SL. 


Beneran, saya gak bosen ngingetin temen-temen untuk selalu memasang SL cuma karena satu alasan: just because I love you Guys! Hehehe.. Lebay yah? Tapi beneran kok, sejujurnya, saya suka sedih melihat temen-temen trader yang berguguran karena kapok kena MC. Gara-garanya? Sebagian besar ya itu tadi, trading gak pake SL. Ok deh, anggap aja kita dah kapok trading tanpa SL dan sudah sepakat untuk memasang SL.

Masalah berikutnya adalah: berapa sih SL yang tepat? Yuks mari kita cari formula yang tepat untuk menentukan SL ini. Kata beberapa mastah forex sih, ada beberapa patokan yang bisa kita pakai dalam menentukan SL. Mari kita coba simak satu per satu:

Menggunakan Patokan Parabolic SAR
Anda bisa menggunakan patokan titik Parabolic SAR di awal trend untuk menentukan SL. Atau… ada juga saran untuk memasang SL 10 points di atas/di bawah price candle untuk posisi short/long. Jika anda merasa SL yang didapatkan dari cara ini terlalu jauh dari harga sekarang, berarti anda "terlambat" masuk ke market. Anda bisa gunakan alternatif cara yang lain.

Menggunakan Patokan High-Low Harian
Anda bisa menentukan SL dengan menggunakan nilai high-low sehari sebelumnya. Pasang Stop Loss di 10 points di atas high untuk posisi short dan 10 points di bawah low untuk posisi long.

Menggunakan Bollinger Bands
Anda juga bisa menggunakan Bollinger Bands sebagai dasar penentuan SL dengan patokan: pasang SL di 10 points di atas upper band untuk posisi short dan 10 points di bawah lower band untuk posisi long.

Menggunakan Dasar Elliot Wave Theory
Jika anda menggunakan Elliot Wave Theory untuk menganalisis market, maka:
  • Tempatkan SL 10 points di bawah titik terendah dari wave ke-2  di bullish trend jika anda mengambil posisi long di wave ke-3
  • Tempatkan SL 10 pips di bawah titik terendah dari wave ke- 4 jika anda mengambil posisi long di wave ke-5
  • Tempatkan SL tepat di atas/bawah titik puncak/dasar lembah dari wave sebelumnya ketika anda melakukan short/long berdasarkan pada A-B-C correctional waves.
Oke, cara-cara di atas mungkin bisa anda gunakan sebagai patokan-patokan dasar. Anda bisa memilih dan menyesuaikannya dengan trading system yang anda gunakan. Oya, perlu saya tambahkan, patokan manapun yang anda pilih… pastikan bahwa SL terletak pada nilai dimana "Anda sanggup kehilangan uang Anda". Ingatlah… bagaimanapun, lebih baik kita loss 20 pips sebanyak 10 kali daripada sekali loss tapi borongan 500 pips, atau malahan MC. So? Lagi dan lagi: Jangan lupa pasang Stop Loss yah! Supaya anda nggak cepet nyusul para "mantan" trader yang pensiun dini gara-gara kapok keseringan MC.

APA ITU HEDGING?



Hedging adalah strategi trading untuk "membatasi" atau "melindungi" dana trader dari fluktuasi nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan. Hedging memberi kesempatan bagi trader untuk melindungi diri dari kemungkinan rugi (loss) meski ia tengah melakukan transaksi. Caranya adalah dengan memperkecil risiko merugi ketika pergerakan nilai tukar mata uang tidak memungkinkan trader meraih profit.


Biasanya, posisi trader yang merugi akan tertutup otomatis ketika harga sampai pada level Stop Loss atau terjadi Margin Call, atau apabila trader melakukan Cut Loss sendiri. Dalam ketiga skenario itu, trader pasti akan menanggung rugi yang tak sedikit.
Namun, bila pelaku pasar menggunakan strategi Hedging, maka dimungkinkan untuk meminimalkan besaran kerugian, atau malah bisa dibuat impas (break even). Tak hanya itu. Hedging juga bisa membantu pelaku pasar dalam merencanakan posisi trading berikutnya.

Contoh Hedging
Hedging (lindung nilai) bisa digunakan dengan berbagai cara di pasar keuangan manapun. Baik itu pasar saham, pasar komoditas berjangka, maupun pasar forex.
Satu contoh klasik adalah strategi Hedging saham dimana seorang pelaku pasar bertransaksi dua saham perusahaan. Contohnya saham perusahaan A dan saham perusahaan B yang keduanya berasal dari sektor industri yang sama. Trader itu membuka posisi long (buying) atas saham A, sembari juga melakukan short (selling) atas saham B dengan jumlah setengah pembelian saham A.
Jika harga saham-saham di sektor industri itu ternyata jatuh, maka besarnya kerugian bisa diminimalkan. Sedangkan bila harga saham di sektor industri itu meningkat, maka sang pelaku pasar tetap mendapatkan profit. Untuk sesi trading berikutnya, ia bisa menggunakan siasat serupa lagi atas saham-saham perusahaan berbeda.
Pokok utamanya di sini adalah, Hedging dilakukan dengan melakukan buy dan sell atas satu aset yang sama secara bersamaan, atau atas beberapa aset yang berbeda tetapi pergerakan harganya saling berhubungan. Seperti dalam contoh saham tadi, meski berasal dari dua perusahaan berbeda, tetapi basis sektor industri yang sama. Saham-saham dari sektor yang sama biasanya mengalami kenaikan dan penurunan secara serempak dan kompak (sama-sama naik, atau sama-sama turun).


Jika Anda awam dengan dunia trading, maka perlu dipahami dulu bahwa posisi long (buying) adalah sebutan untuk transaksi yang dilakukan bila trader mengekspektasikan harga akan naik, agar ia bisa mendapat keuntungan dari kenaikan harga. Sedangkan posisi short (selling) dilakukan jika trader memperkirakan harga akan turun, sehingga dia mengharapkan keuntungan dari penurunan harga. Istilah long dan shortdalam trading dan hedging tak ada hubungannya dengan jangka waktu.

Tipe-Tipe Hedging
Seiring dengan perkembangan jaman, muncul lebih banyak cara untuk hedging. Diantaranya:
  • Perusahaan ekspor-impor berupaya melindungi diri dari perubahan nilai tukar dengan membeli kontrak Futures atau Forward atas suatu mata uang versus mata uang lain, misal Rupiah ke Dolar AS.
  • Perusahaan manufaktur berupaya melindungi diri dari perubahan harga komoditas dengan membeli kontrak Forward atau Futures, misal kontrak Futures Emas, Besi, atau lainnya.
  • Spekulan (trader) membeli dan menjual saham dan indeks saham (CFD) di saat bersamaan.
  • Trader forex yang telanjur buy suatu pasangan mata uang, misalnya USD/JPY, ternyata menghadapi kenyataan harganya menurun. Untuk Hedging, ia kemudian membuka posisi sell meski trading buy yang pertama tadi belum ditutup.
  • Trader forex membuka dan menjual beberapa pasangan mata uang yang berhubungan di saat bersamaan, misalnya GBP/USD, EUR/GBP, dan EUR/USD.
  • Dan lain sebagainya.
Hedging utamanya ditujukan guna membatasi risiko trading di pasar keuangan. Namun demikian, banyak trader forex menggunakannya sebagai strategi trading harian. Ini karena forex memperdagangkan mata uang yang berpasang-pasangan, sehingga menurun atau menguatnya nilai tukar suatu mata uang selalu berhubungan dengan menurun atau menguatnya nilai tukar mata uang lainnya.