Tuesday, October 31, 2017

MANAJEMEN TRAILING STOP DALAM TRADING FOREX



Manajemen trading merupakan salah satu cara trader memproteksi akunnya dari kerugian yang tidak terkontrol, serta bagaimana membuat penyesuaian antara pergerakan chart dan transaksi yang dilakukan. Hal ini telah menjadi topik utama dalam pembicaraan trading di masa kini dan mendatang.

Salah satu metode yang dapat Anda lakukan dalam manajemen trading adalah dengan memanfaatkan trailing stop. Ada tiga macam trailing stop, namun artikel ini akan fokus pada jenis trailing stop secara manual.

"Lho, kenapa harus manual?"

"Apa kelebihan tipe manual dengan yang lain?"


Trailing Stop Dalam Manajemen Trading
Sifat dasar dari trailing stop jenis manual adalah dia memudahkan trader untuk menaikkan sedikit demi sedikit stop loss berdasarkan pergerakan pasar. Jika Anda menggunakan otomatisasi, maka pergeseran trailing stop jadi terkesan kaku dan biasanya hasil yang diperoleh tidak bisa maksimal. Ini jelas berbeda dengan penggunaan trailing stop secara manual yang bisa Anda praktekkan untuk menyesuaikan perpindahan stop loss sesuai pergerakan harga.

Grafik di bawah ini akan memandu Anda untuk memahami proses trailing stop manual. Gambar di bawah adalah ilustrasi grafik EUR/USD H4 ketika pasar sedang mengalami break di saat terjadi up-trend.



Trading dimulai ketika trader mengambil posisi long didasarkan pada crossover Stochastics dengan sinyal buy. Ketika trading yang dimasukkan pada saat itu telah mengalami break yang ditandai dengan level stop pertama, maka Anda dapat langsung menaikkan stop loss di area tersebut.

Jika Anda melihat grafik di atas, maka akan terjadi perubahan trailing stop. Perubahan tersebut diperlukan untuk mengikat profit bila terjadi pembalikan harga. Ketika harga bergerak di atas stop 1, maka Anda dapat menempatkan trailing manualnya di daerah stop 1. Begitu juga saat harga sudah berada di atas stop 2 maka Anda dapat menempatkan trailing di stop 2. Demikian seterusnya hingga harga menyentuh stop Anda.

Anda dapat melihat pada level stop 4 bahwa harga akhirnya dapat menyentuh stop level 4.
Dengan demikian, trader tetap akan profit sebesar 325 point. Walaupun terjadi retracement pada daerah level 4, up-trend pada pasangan tersebut masih tetap berlanjut.

Mengingat up-trend masih kuat, trader dapat kembali memasuki pasar ketika harga sudah berada di atas stop level 5. Dan penempatan trailing dapat dilakukan setelah berada di daerah stop level 5 seperti pada gambar di atas.


Kesimpulan
Trailing stop ini dapat menjadi strategi yang sangat efektif untuk "mengunci" keuntungan sehingga trader tidak akan mengalami kerugian (loss) akibat terkena stop loss. Metode manual seperti ini akan bekerja dinamis mengikuti break market dan dapat terus dilakukan, hingga harga benar-benar menyentuh stop loss dari trailing.

Dalam kasus down-trend, trader  dapat mengembangkan secara mandiri seperti pada saat menemukan up-trend yang sudah dijelaskan pada gambar di atas.

Monday, October 30, 2017

TRADING DENGAN SINYAL PALSU SETELAH INSIDE BAR



Sinyal palsu (fakey signal) setelah inside bar adalah false breakout atau penembusan yang gagal pada level tertinggi atau level terendah mother bar. Dalam hal ini harga menembus level ekstrem mother bar (level tertinggi atau terendahnya) tetapi kemudian berbalik ke arah yang berlawanan sehingga membentuk sinyal palsu. Pembalikan arah tersebut bisa terjadi karena perubahan sentimen pasar atau reaksi terhadap berita atau event tertentu seperti ketika konperensi pers European Central Bank (ECB) 10 Maret 2016, dimana harga EUR/USD mula-mula bergerak bearish tetapi kemudian berbalik arah dan bergerak bullish akibat pernyataan presiden ECB.
Pola sinyal palsu bearish dan bullish
Pola sinyal palsu ada 2 macam, yang terdiri dari 2 bar atau yang hanya terdiri dari sebuah pin bar yang menunjukkan false breakout bar. Pola yang terdiri dari 2 bar menunjukkan bar pertama yang menembus level tertinggi atau terendah mother bar dan bar kedua yang bergerak berlawanan arah dengan bar pertama, sehingga kedua bar tersebut menunjukkan pola false breakout. Berikut pola false breakout bearish (1) dan false breakout bullish (2):



Pola yang terdiri dari sebuah pin bar menunjukkan pergerakan harga yang berbalik arah setelah menembus level tertinggi atau level terendah mother bar sehingga membentuk false breakout pin bar atau reversal pin bar. Berikut pola false breakout dengan bearish reversal pin bar (3) dan bullish reversal pin bar (4):


Biasanya pola false breakout baik yang terdiri dari 2 bar atau yang terdiri dari sebuah pin bar akan melanjutkan pergerakan reversal dengan trend yang cukup kuat. Selain itu ada juga pola sinyal palsu yang terdiri dari 3 bar, tetapi jarang terjadi.
Trading dengan pola sinyal palsu
Pola sinyal palsu akibat false breakout bisa terjadi pada kondisi pasar yang trending ataupun sideways (ranging), dan biasanya probabilitas keberhasilannya cukup tinggi.

Berikut contoh pola sinyal palsu pada pasar yang trending dimana harga bergerak uptrend sebelum berkonsolidasi dan bergerak sideways dengan level support yang jelas. Tampak terjadi pola sinyal palsu yang terdiri dari 2 bar yaitu pola false breakout bullish:



Entry buy bisa dilakukan setelah terjadi false breakout pada level support, dengan stop loss pada level terendah false breakout bar. Dalam contoh ini faktor pendukungnya adalah rejection (penolakan) false breakout bar pada level support. Untuk menentukan momentum entry yang lebih akurat bisa digunakan indikator sebagai konfirmator.

Contoh berikutnya adalah pola sinyal palsu pada pasar yang sideways (ranging) dimana harga bergerak dalam range trading yang jelas yaitu level resistance kunci (key resistance) dan level support kunci (key support).



Pola sinyal palsu terjadi pada resistance kunci dimana setelah level tertinggi mother bar ditembus, harga segera bergerak kearah sebaliknya hingga menembus level terendah mother bar. Meski formasi false breakout bar tersebut tidak bisa digolongkan sebagai pin bar karena body-nya yang relatif tidak cukup pendek dibandingkan dengan ekornya, tetapi tetap valid sebagai bearish reversal bar, apa lagi setelah menembus level terendah mother bar.

Perhatikan penurunan tajam tersebut juga membentuk formasi bearish engulfing candle yang menyebabkan pembalikan trend (trend reversal) setelah menembus level support kunci. Entry sell bisa dilakukan setelah terjadi false breakout pada level resistance kunci atau setelah level terendah mother bar ditembus, dengan stop loss pada level tertinggi false breakout bar tersebut.

Dalam prakteknya kadang-kadang pola sinyal palsu tidak hanya terdiri atas sebuah inside bar, tetapi bisa 2 atau 3 inside bar atau mungkin lebih. Inside bar menunjukkan keadaan konsolidasi sebelum para pelaku pasar menentukan arah pergerakan harga selanjutnya. Konsolidasi bisa berlangsung singkat atau agak lama. Berikut contoh pola sinyal palsu dengan 2 inside bar:



Tampak terbentuk false breakout pin bar atau reversal pin bar setelah 2 inside bar, yang diikuti oleh bullish bar. Dalam contoh ini faktor pendukung adalah rejection false breakout bar tersebut oleh level support, dan entry buy bisa dilakukan pada bar setelah reversal pin bar.

Thursday, October 26, 2017

MENGUPAS STRATEGI TRADING DENGAN PIN BAR



Formasi sebuah pin bar biasanya merupakan pola reversal price action yang menunjukkan penolakan (rejection) pada sebuah level harga tertentu. Seorang trader yang telah terbiasa dengan formasi ini akan dengan mudah memperoleh profit dengan membuka posisi pada bar setelah terbentuknya pin bar. Berikut ini penjelasan mengenai formasi pin bar dan bagaimana memanfaatkannya dalam trading.

Definisi pin bar
Pin bar adalah singkatan dari sebutan nama sebuah candlestick bar yang berbentuk memanjang yaitu ‘pinocchio’ bar. Candlestick tersebut mempunyai ekor (tail) atau sumbu (wick) yang lebih panjang dari badan (body)nya. Pin bar sering ditemukan dalam chart trading sehari-hari dan bisa muncul pada semua time frame.


 
Karakteristik pin bar
  • Sebuah pin bar memiliki ekor yang lebih panjang dari body-nya. Ekor ini juga disebut dengan sumbu atau bayangan (shadow). Panjangnya ekor menunjukkan kekuatan penolakan (rejection) atau terjadinya kesalahan break (false break) pada suatu level harga tertentu. Semakin panjang ekor sebuah pin bar maka akan semakin valid pin bar tersebut, dalam hal ini berarti semakin tinggi sentimen penolakan terhadap suatu level harga tertentu.
  • Semakin sempit atau semakin kecil body sebuah pin bar maka akan semakin valid pin bar tersebut.
  • Secara umum bisa disimpulkan bahwa sebuah pin bar dianggap valid jika panjang ekor kira-kira dua per tiga dari panjang total pin bar tersebut.
  • Sisi lain dari ekor disebut dengan ‘nose’ (hidung). Semakin pendek hidung akan semakin valid pin bar tersebut.

Formasi bullish dan bearish reversal pin bar
Bullish reversal pin bar biasanya terbentuk pada keadaan downtrend dan menunjukkan kemungkinan pembalikan ke arah uptrend setelah terjadi penolakan pada level tertentu sesuai yang ditunjukkan ekor pin bar, sementara bearish reversal pin bar terbentuk pada keadaan uptrend dan menunjukkan kemungkinan pembalikan ke arah downtrend setelah terjadi penolakan pada level harga tertentu.




Ekor pada formasi bullish reversal pin bar berada pada bagian bawah body karena menunjukkan penolakan untuk menembus level harga yang lebih rendah, sementara ekor pada formasi bearish reversal pin bar berada pada bagian atas body karena menunjukkan penolakan untuk menembus level harga yang lebih tinggi. Karena ciri formasi sebuah pin bar adalah sebuah bar yang menonjol keluar diantara bar-bar sebelum dan sesudahnya, maka konfirmasi validitas pin bar adalah pada bar setelah pin bar yang terbentuk tersebut.

Konfirmasi reversal pin bar
Agar sebuah bullish reversal pin bar terkonfirmasi maka panjang bar candlestick sesudah pin bar tersebut (body dan ekornya) seluruhnya harus lebih tinggi dari level terendah pin bar, dan harga penutupannya harus lebih tinggi dari harga penutupan pin bar. Sementara untuk bearish reversal pin bar yang terkonfirmasi maka panjang bar candlestick sesudah pin bar tersebut seluruhnya harus lebih rendah dari level tertinggi bearish pin bar tersebut, dan harga penutupannya harus lebih rendah dari harga penutupan pin bar.

Contoh formasi reversal pin bar pada chart trading
Berikut contoh beberapa bullish reversal pin bar yang terbentuk pada chart CAD/JPY daily. Perlu diketahui bahwa semakin tinggi time frame trading maka akan semakin valid sebuah pin bar asalkan telah terkonfirmasi dengan benar. Hal ini disebabkan karena kemungkinan tingkat kesalahan pergerakan harga (noise) pada time frame tinggi (biasanya 4 hour keatas) akan lebih kecil dibandingkan dengan time frame rendah (1 hour kebawah). Oleh sebab itu contoh-contoh pada artikel ini dibuat pada time frame daily atau 4 hour.



Seperti tampak pada gambar diatas, semua pin bar telah terkonfirmasi dan menunjukkan keadaan bullish reversal. Yang penting diperhatikan adalah bahwa dalam contoh ini warna body sebuah bullish pin bar tidak harus putih, atau harga penutupan lebih tinggi dari harga pembukaan, tetapi bisa juga sebaliknya (berwarna hitam). Perhatikan saja ciri utama pin bar, yaitu sebuah bar yang menonjol keluar diantara bar-bar sebelum dan sesudahnya.

Contoh pada USD/JPY daily berikut ini adalah formasi sebuah bullish reversal pin bar yang dianggap sempurna:



Selain ekor pin bar yang cukup panjang (lebih dari dua pertiga panjang pin bar) dan menonjol keluar, body pin bar tersebut juga minimal atau harga pembukaan sama dengan penutupan. Formasi tersebut persis sama dengan doji yang menunjukkan keseimbangan antara sentimen bullish dan bearish, atau pasar yang sedang berkonsolidasi. Setelah pin bar doji tersebut terkonfirmasi, maka dengan cepat harga bergerak kearah uptrend seiring dengan keputusan pasar untuk membawa harga ke level yang lebih tinggi. Pola pembalikan arah seperti pada contoh diatas sering pula disebut dengan ‘V bottom reversal’, karena polanya yang mirip dengan huruf ‘V’.

Pin bar yang terbentuk pada kondisi pasar yang sedang trending akan cenderung mempunyai probabilitas tinggi seperti pada contoh GBP/JPY daily berikut ini, dimana bullish reversal pin bar terbentuk pada setiap akhir retracement (koreksi). Perhatikan bahwa bullish pin bar yang pertama (paling kiri) tidak terkonfirmasi sehingga pin bar tersebut tidak valid.



Trading dengan formasi pin bar
Sering kali formasi pin bar menunjukkan pola pembalikan arah trend (reversal pin bar), meski ada juga pin bar yang mengisyaratkan penerusan arah trend. Ada 3 kemungkinan cara untuk entry pada bar setelah pin bar, yaitu:


  • Market entry: entry pada harga pasar yang dianggap terbaik pada saat itu. Entry buy bila terbentuk bullish reversal pin bar, dan entry sell jika yang terjadi adalah bearish reversal pin bar.
  • Stop entry: yaitu pending order berupa ‘buy stop’ untuk reversal bullish pin bar dan ‘sell stop’ untuk reversal bearish pin bar. Nilai pending order buy stop harus lebih tinggi dari harga pasar sekarang, dan nilai untuk order sell stop harus lebih rendah dari harga pasar sekarang. Level stop loss bisa ditentukan beberapa pip dibawah level terendah pin bar (untuk buy stop), atau beberapa pip diatas level tertinggi pin bar (untuk sell stop).
  • Limit entry: yaitu pending order berupa ‘buy limit’ untuk reversal bullish pin bar dan ‘sell limit’ untuk reversal bearish pin bar. Nilai pending order buy limit harus lebih rendah dari harga pasar sekarang, dan nilai untuk order sell limit harus lebih tinggi dari harga pasar sekarang. Level stop loss bisa ditentukan beberapa pip dibawah level terendah pin bar (untuk buy limit), atau beberapa pip diatas level tertinggi pin bar (untuk sell limit). Limit entry ini didasarkan pada asumsi bahwa biasanya pergerakan harga akan retrace atau mengalami koreksi ketika telah mencapai 50% dari panjang ekornya, atau 50% level Fibonacci retracement-nya.
Perlu diperhatikan agar probabilitas entry yang kita lakukan tinggi, maka disarankan untuk entry pada bar setelah pin bar hanya jika disertai dengan faktor-faktor pendukung yang cukup kuat, antara lain level support atau resistance, level-level Fibonacci retracement atau expansion terutama 38.2%, 50% atau 61.8%, dan kurva indikator moving average sebagai level support atau resistance dinamis.

Contoh trading dengan reversal pin bar pada kondisi pasar sideways
Pada chart EUR/USD daily berikut tampak terbentuk bearish pin bar pada resistance kunci (key resistance). Keadaan ini sering disebut dengan rejection atau penolakan pada level resistance tersebut karena harga telah gagal menembus level tersebut, atau disebut juga dengan false break.



Setelah terbentuknya pin bar tersebut maka besar kemungkinannya harga akan bergerak kembali kearah downtrend. Dalam hal ini trader bisa menggunakan cara sell limit untuk entry, yaitu dengan pending order sell limit pada level 50% dari panjang ekor pin bar. Untuk kondisi pasar yang sideways seperti pada contoh tersebut, risk/reward ratio bisa cukup tinggi karena take profit bisa ditentukan pada level yang dekat dengan support.

Contoh trading dengan reversal pin bar pada kondisi pasar trending
Berikut contoh bearish pin bar yang terjadi pada kondisi pasar yang sedang downtrend:



Dalam hal ini pin bar yang terbentuk didukung oleh rejection dari resistance statis (garis horisontal resistance) dan resistance dinamis yaitu kurva exponential moving average (ema) 8 dan ema 21. Pin bar seperti ini biasanya mempunyai probabilitas yang tinggi, dan entry bisa dilakukan dengan cara market entry maupun stop entry. Dari pergerakan harga yang terjadi, pin bar tersebut menunjukkan penerusan arah trend (downtrend).

Wednesday, October 25, 2017

STRATEGI TRADING FOREX YANG SIMPEL TAPI EFEKTIF



Gabungan antara garis horisontal pada level support atau resistance dan price action boleh jadi merupakan salah satu strategi trading forex yang simpel tetapi cukup efektif untuk diterapkan. (Note: Price action adalah cara trading dengan mengamati dan menganalisa bentuk-bentuk formasi pin bar yang terjadi pada candlestick chart).
Setelah ditentukan garis horisontal untuk support dan resistance yang dominan, kita tunggu formasi pin bar yang terbentuk disekitar level level tersebut.

Pentingnya Garis Horisontal

Mungkin kita merasa kurang nyaman dengan banyaknya indikator pada trading chart, dan ingin rasanya bisa trading dengan indikator sesedikit mungkin tapi cukup valid. Nah jika itu yang kita inginkan, mungkin bisa dicoba dengan cara ini, garis horisontal dan price action. Para trader profesional selalu mencermati level-level penting pada garis horisontal. Mereka telah tahu bahwa level-level tersebut sangat signifikan dan berdampak pada arah pergerakan harga.
Garis horisontal bisa digunakan sebagai acuan untuk menetapkan level stop loss, dan akan effektif jika dikombinasikan dengan price action dengan mencermati pin bar yang terbentuk.

Penerapan Garis Horisontal dan Price Action Pada Kondisi Pasar yang Trending

Perhatikan contoh berikut, pada setiap swing point kita bisa mencermati formasi pin bar yang terbentuk. Pada kenyataannya, swing point sering dibarengi dengan formasi pin bar yang mengindikasikan pembalikan trend yang sedang terjadi. Dalam hal uptrend seperti pada contoh ini, pin bar pada swing point (lingkaran biru) menunjukkan pembalikan arah koreksi downtrend, atau lazim disebut berakhirnya koreksi, sehingga trend keseluruhan tetap naik. Untuk pasar yang sedang downtrend, proses yang terjadi adalah kebalikannya.




 Penerapan Garis Horisontal dan Price Action Pada Kondisi Pasar Sideway (Range Bound)
Untuk kondisi pasar yang sideway (range bound), kita cukup mencermati formasi pin bar yang terbentuk pada level-level support dan resistancenya (lingkaran-lingkaran biru pada gambar di bawah). Kita menentukan timinguntuk mulai entry jika telah benar benar tampak sinyal pin barnya yang memastikan bahwa kondisi pasar masih sideway, dan masih dalam trading range.  Stop loss dan target profit bisa ditentukan pada level yang dekat dengan support atau resistance-nya sesuai dengan arah posisi entry yang kita ambil.



 "Event Area’ Pada Garis Horisontal
Event area adalah area di sekitar sebuah garis horisontal yang menunjukkan sinyal-sinyal kuat untuk entry berdasarkan price action. Dari formasi pin bar yang terbentuk, bisa terjadi penembusan (break) atau retest pada level harga tertentu yang menunjukkan bahwa level tersebut signifikan. Untuk entry sebaiknya dikonfirmasikan dengan pin bar yang terbentuk.
Pada contoh berikut, inside bar yang telah break menunjukkan sinyal yang kuat untuk sell, setelah terjadi retest yang mengkonfirmasikan bahwa garis horisontal tersebut adalah benar merupakan resistance yang signifikan (lingkaran biru pada gambar). Kita bisa entry sell pada level sedikit di bawah titik retest-nya.


       

Contoh Trading Dengan Garis Horisontal dan Price Action

Pada contoh berikut, EUR/USD yang pada awalnya sideway di level 1.4100-1.4000 (event area), kemudian break ke bawah ketika terbentuk pin bar dan inside bar. Setelah retest, harga kembali bergerak ke bawah.
Perhatikan pin bar dan inside bar yang terbentuk dan menunjukkan level-level dimana kita bisa entry.


   
Jadi dengan menggabungkan level-level support/resistance dan pin bar yang terbentuk pada area di sekitarnya, kita bisa mengetahui sinyal-sinyal kapan waktu yang tepat untuk masuk pasar.