Sunday, December 17, 2017

5 TAHAPAN UTAMA DALAM MENGUKUR KEMATANGAN TRADER FOREX



Perjalanan seorang trader menjadi berhasil tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semua butuh proses hingga kita bisa meraih kesuksesan dalam trading ini

Apa saja tahapan yang biasa dilalui trader hingga menjadi seorang professional?


 
Level Pertama: Level Unconscious Incompetence

Level paling awal yang dilalui oleh trader pemula.

Pada level pertama ini (Unconscious Incompetence), biasanya trader bisa profit besar, namun itu hanya beginner luck saja (karena keberuntungan semata). Sebagai seorang pemula, biasanya kita tidak akan percaya bahwa kita bisa untung hanya dengan 1 indikator saja. Para pemula di level Unconscious Incompetence biasanya sibuk mencari puluhan strategi dan indikator. Tidak ada trader yang sukses hanya dengan faktor keberuntungan. Quick loss akan datang menyusul quick profit.

Trader level pertama, meski tidak bisa trading dengan benar, tetap percaya diri karena faktor luck menghampirinya. Trader level pertama biasanya merasa spesial, dan akan mampu mendapatkan kunci kekayaan dari trading.

Trader pemula tidak menyadari bahwa 90% trader yang gagal juga mempunyai perasaan euphoria seperti itu. Sang pemula tidak berdasar sistem, dikuasai oleh emosi, selalu averaging posisi jika loss karena marah pada market. Trader level unconscious incompetence selalu ambil untung kecil-kecil dan membiarkan profit berubah menjadi loss. Hal itu terjadi karena trader pemula dikuasai oleh greed atau perasaan serakah. Itu wajar dan umum.

Trader unconscios incompetence mengambil profit sedikit-sedikit karena takut dan membiarkan loss membengkak karena takut. 90% orang berhasil trading hanya sampai pada level Unconscious Incompetence ini, setelah itu biasanya kapok. 90% orang yang berhenti trading/kapok dan menganggap ini semua hanya mimpi buruk belaka. 90% Trader berakhir di level Unconscious Incompetence, dan hanya 10% sadar dan pindah ke level berikutnya! Lalu apa level selanjutnya? Pernah dengar istilah Holy Grail Seeker? Level berikutnya dari Unconscious Incompetence! Apa itu? tunggu saja kelanjutannya.


Level Kedua: Holy Grail Seeker Trader.

Di level Holy Grail Seeker, trader mulai sadar bahwa ia tidak bisa trading, tidak memiliki kemampuan untuk trading. Para Holy Grail Seeker sadar bahwa selama di level pertama dulu, pikirannya kabur oleh emosi dan tidak bisa berpikir jernih.

Di level kedua, trader akan mencari holy grail, yaitu sistem yang sempurna, sistem yang 100% profit dan sistem yang tidak pernah rugi.

Trader level kedua atau para Holy Grail Seeker mulai membeli sistem/robot yang ada di internet. Trader pemula level kedua mulai membaca semua website tentang trading mulai dari UK, USA, Australia, Europa sampai Russia, para Holy Grail Seeker membaca semua ebook yang ada, mempraktekan semua sistem trading.

Trader pemula level kedua ini haus akan ilmu seperti seorang pengembara di padang pasir yang haus akan air minum.

Pada level ini kita akan mencoba semua hal tentang indikator, bahkan mungkin akan membuat indikator sendiri. Dan kita kan bermain-main dengan MA, fibonnacci lines, pivot point, Fractals, Divergence, DMI, ADX, dan ratusan indikator lain. Para Holy Grail Seeker menganggap bahwa market terlalu rumit untuk diprediksi hanya dengan 1 indikator saja. Para Holy Grail Seeker mencoba menebak level tertinggi dan terendah harga saham.

Pada level kedua ini, trader akan bergabung dengan trader lain dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang ia anggap “bodoh” pada senior. Kita tahukan, kalau kita tidak bertanya sekarang maka selamanya tidak akan tahu.

Akhirnya di level ini kita akan mendapatkan 5 sampai 10 sistem yang lengkap dan mulai mencoba mana yang paling cocok. Dari 10% trader yang ada di level ini, hanya sekitar 7% yang berhasil pindah ke level 3! Siapa yang merasa berada di level kedua ini? Apakah kita merasakan hal yang sama dengan trader pemula lain? Nah setelah melewati level kedua ini, apa yang biasanya dilakukan oleh para trader yang masih bertahan itu?

Level 3: The EUREKA Moment
Pada akhir level 2, kamu akhirnya menyadari pokok permasalahan bukan terletak di system. Kamu menyadari bahwa kamu bisa mendapat profit bahkan jika hanya menggunakan system yang simpel seperti moving average saja tanpa ada indicator lain, jika kamu bisa menggunakan kepala kamu dan money management yang benar.
Kamu mulai membaca buku tentang psikologi trading, dan mengidentifikasi dengan karakter yang dijelaskan dalam buku itu. Akhirnya datanglah Level Pencerahan.
Level pencerahan ini membuat otak kamu menyadari satu hal yang penting, di dunia ini tidak ada seorang pun yang mampu memprediksi secara akurat apa yang akan terjadi pada market 30 detik kemudian.
Kamu mulai menguasai satu system trading dan memodifikasinya sehingga sesuai dengan karakter kamu, dan mampu memberikan lebih banyak profit dibandingkan system yang asli.
Kamu mulai trading jika kamu tahu probabilitas untuk profit lebih besar daripada untuk loss, kamu hanya trading jika ada signal dari system kamu, kamu selalu menggunakan stoploss, karena kamu tahu stoploss adalah resiko bisnis yang ada dalam dunia trading.
Ketika stoploss kamu kena, kamu tidak emosi karena kamu tahu tak seorangpun bisa memprediksinya, dan itu bukan kesalahan kamu. Trading berikutnya akan meningkat probabilitas profitnya karena kamu tahu system kamu itu system yang profit.
Kamu secara seketika menyadari bahwa dalam dunia trading hanya ada satu hal yang penting yaitu konsistensi pada system, psikologi trading dan money management kamu. Dan kedisiplinan kamu untuk melakukan trading apapun yang terjadi.
Kamu mempelajari tentang money management, 2% risk, dan hal lainnya. dan hal ini mengingatkan kamu 1 tahun yang lalu ketika ada yang memberi nasehat yang sama padamu dan kamu memilih untuk mengacuhkannya. ketika itu kamu memang belum siap namun sekarang kamu siap.
Di level pencerahan, otak kamu akan menerima bahwa kamu tidak bisa meramalkan pergerakan market, karena memang tak seorang pun bisa.
Dari 7% trader yang ada di level ini, hanya sekitar 5% yang berhasil maju ke level berikutnya.
 
Level 4: Conscious Competence
Sekarang kamu hanya trading jika dan hanya jika system kamu memberi signal.
Kamu cut loss sama gampangnya dengan take profit. karena kamu tahu system kamu akan lebih banyak memberikan profit daripada loss, dan cut loss yang kamu lakukan adalah resiko bisnis yaitu max 2% dari account kamu.
Di level ini kamu memulai target dengan profit 20 point per hari, dan setelah kamu mampu melakukannya secara konsisten selama beberapa minggu, kamu meningkatkan target dengan 40 point per hari. Dan hal itu pada akhirnya mampu kamu lakukan.
Kamu memang masih harus kerja keras untuk mendapatkannya, memperbaiki system kamu, menguasai emosi kamu, dan melaksanakan money managemen yang kamu pegang.
level ini biasanya berjalan sekitar 6 bulan.
katanya Dari 5% trader hanya sekitar 3% yang sanggup maju ke level berikutnya.
Level 5: Unconscious Competence
sekarang kamu sampai di level 5, ini adalah level yang paling diharapkan oleh seluruh trader di dunia ini, di level ini kamu bisa trading secara alami, kamu telah menguasai semuanya, kamu bisa Dancing with the Market, kemanapun arah market berjalan, kamu telah open di posisi yang benar, jadi kamu tinggal melihat profit kamu bergerak dari 2 digit ke 3 digit.
Inilah level puncak dari seorang trader, inilah level utopia, kamu telah menguasai emosi kamu dan kini kamu trading dengan account yang terus membesar tiap harinya dari kumulatif profit yang kamu peroleh.
Kamu akan jadi bintang di trading chat room, dan orang-orang akan mendengarkan apa yang kamu katakan, kamu kenal dengan pertanyaan mereka, karena kamu ada diposisi mereka 2 tahun yang lalu.
Kamu akan memberikan saran bagi mereka, namun kamu tahu bahwa kebanyakan dari mereka tidak akan mendengarkannya karena mereka masih trader level 1.
Kamu tidak akan mempunyai masalah financial lagi, kamu mampu membeli semua benda yang tersedia untuk dijual, kamu bisa membeli pulau dan trading disana asalkan ada jaringan internet, kamu bisa pindah ke hotel bintang 5, dan menjadi penghuni tetap disana.
Kamu mempunyai penghasilan seperti seorang superstar, kamu bisa membuat buku sendiri, kamu bisa trading dengan margin yang tanpa batas, dan account kamu akan berlipat-lipat dari account awal.
Katanya, Hanya 3% trader yang bisa mencapai level ini.

Thursday, December 14, 2017

MEMBUAT TRADING PLAN

Dalam ilmu manajemen, planning merupakan langkah yang terpenting dari serangkaian proses kegiatan, karena dalam planning-lah ditetapkan tujuan yang akan dicapai, kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, resources yang akan digunakan dan siapa yang bertanggung jawab terhadap kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.

Kegiatan trading dalam hal ini tidak lepas dari kaidah tersebut. Membuat trading plan adalah langkah yang mutlak diperlukan bagi kegiatan trading anda. Iya sih... anda memang bisa bertrading tanpa trading plan alias ngasal. Tapi tanpa perencanaan/planning yang jelas dijamin trading anda akan amburadul alias awut-awutan. Hehehe... Lah, kalo sesuatu sudah dimulai dengan ngasal dan dijalankan dengan awut-awutan, apa yang bisa diharapkan dari akhir prosesnya?

Ok, kalau anda sekarang sudah punya trading plan, berarti anda sudah membuat satu langkah benar menuju trader yang sukses. Tugas anda sekarang tinggal menjalankan trading plan anda. Tapi kalau saat ini anda belum mempunyai trading plan, inilah saatnya anda meninggalkan gaya trading awut-awutan anda. Marilah memulai membuat trading plan dan bertrading dengan perencanaan yang lebih matang sehingga kegiatan trading anda akan lebih terarah, lebih efektif, lebih efisien dan lebih rasional.


Nah, pertanyaannya sekarang adalah: 


bagaimana dan apa saja yang perlu ditetapkan dalam membuat trading plan?
Eh, bentar... Sebelum membuat trading plan, ada satu hal yang saya rasa perlu anda tanamkan dalam benak anda: trading plan ini jangan dilihat sebagai hal ruwet dan merepotkan dan bukan dibuat untuk mempersulit trading anda. Prinsip ’keep it simple’ tetap berlaku dalam pembuatan trading plan. Sebab dari yang saya rasakan sih...kalo sesuatu itu sudah dikesankan atau dilihat sebagai suatu hal yang ruwet, akhirnya bukannya akan diakrabi tapi malahan akan dijauhi.
Jadi, mengenai bentuk dan format trading plan, sesuaikan saja dengan selera anda. Kalau anda suka sesuatu yang simple, ya bikinlah trading plan yang simple. Kalau anda suka dengan sesuatu yang kompleks, ya gak masalah... Bikinlah trading plan yang lebih detil dan kompleks. Atau mungkin anda suka utak-atik angka, ya pakailah spreadsheet excell misalnya, untuk membantu anda membuat trading plan. Intinya, nikmatilah setiap tahap dalam bertrading, termasuk juga dalam pembuatan trading plan ini.

Ok, sekarang kita bicarakan hal-hal yang perlu ditetapkan dalam trading plan:
Tujuan trading anda. Begin with the end in mind. Tetapkan tujuan, maka sumberdaya yang anda punyai akan lebih terfokus dalam pencapaian tujuan tersebut. Dalam hal ini, tetapkan tujuan trading anda. Misalnya: "Saya akan memperoleh pendapatan rutin perminggu sebesar  $500’ atau "Saya akan membeli mobil baru sendiri saat ulang tahun saya ke 19 nanti" atau "Saya akan pergi umroh tahun depan bersama kedua orang tua saya". Apapun itu, yang terpenting adalah: tujuan itu bisa membangkitkan inspirasi dan semangat anda dalam bertrading.
Trading system. Trading system adalah inti dari sebuah trading plan. Tanpa trading system, maka trading plan anda hanya akan berupa angan-angan semu semata. Hehehe... Oya, perlu diperhatikan bahwa trading system yang hendak ada gunakan ini sebaiknya trading system yang sudah terbukti handal dan mampu anda jalankan. Iya tentunya sebelumnya anda sudah harus menguasai hal-hal teknis berkaitan dengan system anda dan telah mengujinya terlebih dahulu dengan demo account. Dalam trading system ini hendaknya anda menentukan hal-hal berikut: patokan yang anda ikuti untuk entry dan kapan anda keluar dari market, besarnya stop loss, target pips, margin management, maksimum drawdown dan batasan resiko yang dapat ditoleransi.
Jangka waktu.Trading plan sebaiknya dibuat secara berkala untuk jangka tertentu. Anda bisa mulai dengan jangka waktu yang relatif pendek, misalnya membuat trading plan harian untuk 1 bulan.
Waktu trading. Tetapkan waktu trading anda sesuai dengan situasi dan kondisi anda. Misalnya: ‘Saya akan trading di sesi Eropa’ atau ‘Saya akan trading jam 16.00 s/d 17.30 dan jam 21.00 s/d 23.00 WIB’. Penentapan waktu trading ini perlu anda lakukan supaya kegiatan trading anda tidak mengganggu aktivitas rutin lainnya sehari-hari.
Evaluasi dan perbaikan. Karena trading plan dibuat secara berkala, maka evaluasi terhadap trading plan yang telah anda jalankan sangat diperlukan sebagai masukan bagi trading plan selanjutnya sehingga anda tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.
Nah, kalau sudah beres trading plannya, tugas anda tinggal menjalankan trading plan tersebut secara disiplin dan tanpa perasaan. Eh? kok tanpa perasaan sih? Hihihi... tanpa emosi, maksudnya... Mentor saya selalu bilang: "Jadilah seperti tembok saat trading". Maksudnya bertradinglah tanpa emosi, sekaligus juga kokoh secara mental. Mm... kalau versi saya sih, saya tambahi lagi dengan:"Nikmatilah setiap proses dalam bertrading".

Enjoy your trade...  Happy trading!

Thursday, December 7, 2017

TRADING FOREX TAK BUTUH BANYAK TEORI



Saya (terlalu) sering dipameri trading system, berbagai macam indikator teknikal, termasuk custom indicatoryang diklaim "paling mantabs deh pokoknya". Awalnya sih saya selalu ingin tahu dan mencoba memahami segala macam trading systemataupun indikator yang dibilang mantabs itu. Tapi, lama-lama… wah.. kok eneg juga yaa. Lagipula, terlalu lama mencoba memahami berbagai macam indikator, atau malahan mencoba mengutak-atik untuk bikin custom indicatorsendiri, saya pikir malahan lumayan menghabiskan waktu juga deh.


Dari belajar berbagai indikator dan mencoba berbagai trading system, akhirnya malahan saya balik lagi pakai naked chart alias candlestick doang. Lah, kalo dipikir-pikir, kok tampilan chart saya malahan sama dengan di bulan pertama saya kenal trading yaa? Trus, apa hasilnya dunks bersusah payah, kadang sampe dibela-belain  lembur sampe dini hari buat belajar berbagai macam indikator?
Kalo mau membela diri sih, saya akan jawab "Ya pasti ada bedanya lah. Dulu nggak pake indikator karena nggak paham. Sekarang nggak pakai indikator karena sudah eneg."
Jadi sebaiknya gimana nih? Apa sekalian gak usah paham satupun indikator? Wehh, ya janganlah, ntar kita dituduh trading berdasarkan untung-untungan alias judi.

Berapa Jumlah Indikator Yang Sebaiknya Dipahami?

Paham beberapa indicator teknikal, menurut saya tetap perlu. Setidaknya nggak kuper-kuper amat kan kalau diajak ngobrol sesama trader. Belajar dari pengalaman saya itu, kalo boleh saya cuma menganjurkan buat teman-teman yang masih dalam tahap belajar trading,sebaiknya nggak usahlah terlalu terpancang untuk mencoba memahami terlalu banyak indikator.
Cukup pahami satu atau dua indikator (atau satu ramuan indikator), tapi usahakan anda paham benar perilaku indikator tersebut. Kenali bener-bener perilakunya, kapan dia ngasih sinyal yang terang benderang, kapan dia ngasih false signal. Yah, daripada tahu banyak indikator tapi nggak paham perilakunya, ntar malahan banyak kejebak false signal melulu.

Boleh Tidak, Coba-coba?

Mencoba-coba aneka macam trading system? Boleh-boleh aja sih, tapi ingat, sebaiknya jangan terlalu asyik gonta-ganti trading system. Kalau sudah bertemu trading systemato sekedar indikator yang dirasakan cocok…ya sudahlah, pakai saja dulu.
Belajar teori tentang trading, termasuk macem-macem indikator jelas perlu. Tapi saya sarankan nggak usah terlalu banyak nguplek di teori doang deh.
Lalu gimana cara belajar trading yang lebih pas? Menurut saya, ramuan belajar trading yang pas adalah: "baca, pelajari, praktekkan, rasakan dan sesuaikan". Terlalu banyak baca teori tanpa praktek cuma bikin eneg doang. Langsung nyemplung praktek alias trading dengan dasar nekad tanpa belajar teori juga bikin kita cenderung jadi gambler.

Beda Trader Yang Banyak Teori Dan Serius Trading

Dari beberapa teman trader yang saya kenal, saya melihat ada kecenderungan, teman trader yang terlalu hobi ngoprek indikator atau EA biasanya memang trading hanya sebagai hobi. Deposit di broker forex, biasanya nggak akan banyak-banyak. Jadi kalo dijadikan uji coba dan berakhir dengan Margin Call (MC) pun nggak akan terlalu nyesel; paling-paling nyengir doang. Mereka banyak menghabiskan waktu tidak hanya untuk trading, tapi juga untuk uji coba berbagai custom indicator, Expert Advisor (EA), , maupun trading system.

Nah, beda dengan teman trader yang trading dengan investasi (deposit) dalam jumlah lumayan besar. Mereka biasanya nggak terlalu banyak bereksperimen dengan macam-macam trading system. Kalo sudah cocok dengan satu cara, sistem, atau indikator; mereka akan cenderung menggunakannya. Mereka menghabiskan waktu hanya untuk trading "beneran", bukan sekedar uji coba sistem.
Saya bukannya bilang kalau membuat custom indicator, EA, atau mencoba berbagai trading system itu hal yang nggak perlu. Kalo memang sudah hobi, meskipun mengorbankan banyak waktu dan tenaga juga nggak terasa pengorbanannya sih. Hanya saja, bagi anda yang trading dengan niat untuk investasi, lebih baik tak usah terlalu banyak berkutat dengan teori ataupun terlalu sibuk bikin custom indicator atau EA sendiri deh.

Saya jadi ingat, waktu saya bilang kalau saya pengen belajar bikin custom indicator dan EA, mentor saya bilang, "buat apa?"

Terus terang, awalnya saya rada tersinggung. Saya pikir, "wah.. underestimate banget nih!
Tapi setelah saya pikir-pikir, mm, benar juga sih, pakai aja indikator yang sudah ada. Lah, kalau terlalu banyak waktu yang bakal saya habiskan buat belajar bikin custom indicator dan EA, ntar kapan tradingnya!?

DASAR STRATEGI BREAKOUT PADA EUR/USD



Dalam trading forex, peristiwa Breakout terjadi ketika harga bergerak keluar (breakout) dari kondisi konsolidasi (sideways) di kisaran tertentu tempatnya telah berada selama beberapa waktu. Breakout juga bisa terjadi ketika harga menembus level support atau resisten tertentu, level Pivot Point, level Fibonacci, dan lain sebagainya.

Ketika seorang trader menjalankan Strategi Breakout, maka targetnya adalah open posisi tepat setelah harga breakout, lalu mempertahankan posisi selama tren berlangsung. Selanjutnya, posisi bisa di-close ketika volatilitas di pasar mereda, atau setelah target profit yang diinginkan telah tercapai.
Tak semua pasangan mata uang di forex cocok untuk trading Breakout. Namun, pergerakan pasangan EUR/USD cocok untuk diterapkan strategi ini. Bagaimana caranya? Berikut ulasan dasar-dasar Strategi Breakout pada EUR/USD.

Trading Breakout Dari Level Rendah Harian

Coba perhatikan grafik EUR/USD di bawah yang telah ditandai dengan level tinggi (high) dan level rendah (low). Menentukan level tinggi dan level rendah ini merupakan fondasi pokok dari trading dengan Strategi Breakout, karena berfungsi untuk mengidentifikasi trend yang sedang berlangsung.


Secara umum, dapat dilihat bahwa harga terus menerus mencetak level tinggi (high) dan level rendah (low) yang makin lama makin rendah dari hari ke hari. Ini menunjukkan kondisi pasar sedang bearish (tren harga menurun), sehingga yang akan dicari di sini adalah peluang harga tembus ke bawah level rendah terakhir (breakout), kemudian pasang posisi Sell.

Pada timeframe Daily, masing-masing candlemenandai pergerakan harian. Untuk itu, kita perhatikan candle hari terakhir pada chart, di mana level rendah (low) terakhir tercatat dekat 1.28783. Artinya, breakout terjadi jika harga tembus ke bawah level tersebut.

Dalam trading dengan Strategi Breakout, Trader akan membuka order Sell tepat pada level tersebut, atau beberapa poin di bawahnya. Sedangkan Stop Loss dapat dipasang pada angka setara dengan harga tertinggi pada candle acuan tadi, atau pada level highsebelumnya di antara 1.3100-1.3200.

Trading Breakout Dari Moving Average

Moving Average (MA) merupakan indikator teknikal yang menunjukkan rata-rata bergerak harga, sekaligus menandai apakah kondisi pasar sedang bullish atau sedang bearish. Jika harga berada di atas Moving Average, berarti sedang bullish. Sedangkan jika harga di bawahnya, berarti sedang bearish.

Oleh karena itu, garis MA juga sering dijadikan ambang batas breakout. Apabila harga bergerak ke bawah MA, berarti mensinyalkan peluang Sell. Sedangkan jika harga bergerak ke atas MA, berarti mensinyalkan peluang Buy.

Namun demikian, sebagaimana pada contoh kasus pertama tadi, langkah awal dalam Strategi Breakout ini adalah mengidentifikasi apakah pasar sedang bearish atau bullish. Berikut ini contohnya:


Pada gambar di atas, Simple Moving Average (SMA) dengan periode 200 (close price) diterapkan pada chart EUR/USD timeframe Daily (D1). SMA 200-Day ini sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan investasi besar (hedge fund) sebagai acuan level Support penting. Apabila harga tembus (breakout) ke bawah garis SMA 200-Day, maka itu sering dianggap sebagai awal dari reli bearish yang cukup signifikan.

Sekarang, jika dilihat pada chart, ada level tinggi (high) yang makin lama makin rendah. Sebagaimana contoh sebelumnya, ini adalah indikasi kondisi pasar bearish. Kondisi tersebut bertepatan dengan harga yang bergerak mendekati SMA 200-Day, sehingga trader bisa segera memasang Pending Order untuk Sell di kisaran level Support pada 1.4000.
Untuk target profit, trader dapat menggunakan Rasio Risk/Reward 1:2, dengan Stop Loss ditempatkan di atas level tinggi (high) terakhir.

Mudah bukan, Strategi Breakout pada EUR/USD ini? Cobalah praktekkan di platform trading Anda sendiri. Selain pada pasangan EUR/USD, teknik ini juga bisa coba diterapkan pada pasangan mata uang lainnya yang pergerakannya sedang trending.