Tuesday, September 5, 2017

CARA EXIT YANG OBYEKTIF



Menentukan kapan harus exit adalah hal yang cukup krusial dalam trading. Anda entri dan harga telah bergerak sesuai prediksi, Anda telah memperoleh profit. Kemudian harga bergerak berbalik arah, dan Anda panik. Mungkin Anda pernah mengalami kejadian seperti itu, atau ketika Anda telah mendapatkan profit dan Anda memutuskan untuk exit, tetapi ternyata pergerakan harga terus melaju sementara Anda telah meninggalkan arena.



Seperti halnya dalam permainan catur, Anda mesti bisa mengantisipasi keadaan agar tidak salah dalam melangkah. Kejadian seperti itu sangat sering dialami trader forex, baik yang trading dengan cara mechanicalataupun yang discretionary. Lalu apakah hal tersebut merupakan bagian dari trading atau ada cara tertentu agar kita bisa exit dengan benar? Cara exit yang pasti benar tidak ada, seperti juga cara entri yang pasti. Jawaban yang logis adalah Anda harus obyektif. Artinya Anda menyesuaikan dengan kondisi pasar dan tidak emosional. Gunakan cara analisa sesederhana mungkin dan tidak kompleks.

Banyak trader yang mengalami kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk exit. Ada yang menganggap sepele dan asal exit (yang penting profit), tetapi ada juga yang melakukan analisa berlebihan hingga sering ragu-ragu ketika hendak keluar dari pasar. Trader yang berpengalaman berpendapat bahwa cara exit bisa membedakan antara seorang pemenang dan pecundang, lebih signifikan dari cara entri. Ada analis yang akurasi prediksinya 80% selalu benar, tetapi ketika ia benar-benar trading tidak bisa menghasilkan profit yang konsisten karena cara exit-nya yang sering kali amburadul.

Mengubah pandangan dan pemahaman exit dalam trading
Mungkin Anda berpikir bahwa exit bisa dilakukan kapan saja, yang penting stop loss tidak kena. Dalam hal ini mungkin Anda bisa profit tetapi telah mengabaikan money management, atau memang Anda tidak menggunakannya. Jika Anda bertahan dengan cara trading seperti ini maka sulit menghasilkan profit yang konsisten dalam jangka panjang, karena dari awal Anda tidak merencanakan perbandingan antara resiko dan perolehan (reward) yang ingin Anda capai.

Anda tidak tahu pasti berapa persen account Anda akan berkurang jika Anda rugi dan berapa persen akan bertambah jika profit. Jadi Anda trading secara acak, kadang bisa profit dan kadang bisa loss dengan tanpa ukuran yang pasti. Gaya trading semacam ini biasanya tidak bertahan lama karena profit yang diperoleh cenderung lebih sedikit dari kerugian yang dialami. Anda lebih fokus untuk menghindari resiko daripada memperoleh profit.

Exit memang bagian yang tidak terpisahkan dalam proses trading, dan ditentukan bersamaan dengan saat entri. Anda seharusnya tidak exitsebelum level target Anda tercapai. Jika target profit belum tercapai berarti permainan belum selesai. Untuk memperoleh profit yang konsisten Anda mesti menentukan target profit yang pasti, dan agar diperoleh hasil yang efektif, Anda bisa menerapkan risk or reward ratio lebih besar dari 1:1, bisa 1:1.5 atau 1:2.

Sebelum menentukan risk or reward, Anda mesti obyektif melihat kondisi pasar dan trend pergerakan harga. Gunakan cara analisa sesuai metode dan strategi trading Anda. Mungkin Anda menggunakan indikator teknikal atau hanya mengacu pada price actionuntuk memprediksi trend guna menentukan level stop loss dan level exit. Jika ternyata kemungkinan risk or reward ratio terbaik hanya 1:1, maka sebaiknya tidak entri pada pasangan mata uang tersebut. Pilih pasangan lain atau tunggu hingga kondisi pasar benar-benar memungkinkan. Cara exit yang obyektif berarti logis, sesuai dengan kondisi pasar dan tidak emosional.

Tentu saja Anda bisa menerapkan berbagai variasi untuk memaksimalkan profit seperti teknik trailing stop, averaging dan lainnya, tetapi penggunaan money management dan cara menentukan exit yang obyektif sangat dianjurkan untuk memperoleh hasil trading yang konsisten.

No comments:

Post a Comment